seputar flash mob


Kondisi masyarakat modern saat ini dalam hubungan sosialnya di dunia nyata tidak lagi mampu melakukan komunikasi secara efektif terkhusus bagi orang yang baru saja dikenalnya atau orang asing sama sekali. Hal ini terjadi karena individualitas manusia modern sangat tinggi dan cenderung memiliki dunianya masing masing. Dari saat masih kecil, anak anak di suguhi dengan mainan yang sudah modern seperti playstation, mobilan remote control sampai pada pemberian pendidikan non formal seperti less piano dan sejenisnya sehingga dalam perkembangannya tumbuh sebagai manusia yang individualis. Inilah potret manusia modern saat ini yang hanya bergaul kepada sesamanya.

Disisi lain masyarakat modern juga disuguhi oleh teknologi yang memberikan berbagai macam kemudahan dengan berbagai model dan pilihan. Mulai dari handphone, komputer dan yang paling banyak di gandrungi saat ini adalah internet.
Internet adalah salah satu media yang memperlihatkan sebuah realitas yang lain dan memberikan semacam kemudahan transformasi wacana dan informasi dengan hadirnya berbagai macam fitur sosial media seperti twitter, blog, yahoo dan facebook yang semakin mempercepat berputarnya arus informasi.
Berangkat dari kondisi tersebut diatas, manusia modern kemudian diarahkan pada sebuah pilihan yang mampu memberikan rasa nyaman dan mempermudah komunikasi yang tadinya dalam dunia realitas agak sulit dan menjadi lebih mudah dalam dunia maya.
Komunikasi dunia maya terjadi begitu sangat efektif, hal ini di sebabkan karena kemampuan internet yang mampu membuat jarak terasa begitu lebih dekat dan menyajikan informasi yang jauh dari lingkungan sekitar. Sehingga membuat pengguna internet mampu mengomentari atau menyukai status yang orang lain buat, dan selanjutnya terjadilah komunikasi yang saling mempertukarkan informasi.
Telah banyak komunitas yang terbentuk dari sosial media internet , dan bahkan bukan hanya itu banyak aksi sosial yang di lakukan dimulai dari sosial media ini. Salah satu contoh klasik yang sering diungkit dalam menyoroti keberhasilan media sosial dalam perubahan politik barangkali adalah keberhasilan kampanye Barack Obama pada tahun 2008. Bayangkan, kampanye yang berbasiskan pada internet itu mampu membuat generasi muda Amerika Serikat yang apatis politik selama bertahun-tahun untuk mengikuti pemilu presiden pada tahun itu. Contoh klasik lain adalah penggalangan dana pada kasus gempa Haiti di tahun 2010.
Adalah Clay Shirky yang mengamati bahwa media sosial mampu membangun civil society yang kuat dengan adanya komunikasi yang intens di antara penggunanya. Menurut Shirky, media sosial bukanlah pengganti gerakan di dunia nyata, tapi adalah cara untuk mengoordinasi gerakan di dunia nyata. Pernyataan Shirky ada benarnya, namun pengaplikasian media sosial untuk mengoordinasi gerakan ini yang kemudian punya penerapan yang berbeda-beda.
Salah satu komunitas yang marak dibicarakan saat ini di berbagai belahan dunia adalah Flashmob, yaitu sebuah kegiatan yang dilakukan secara bersama di sebuah tempat keramaian entah itu menari, bersorak selama 30 detik, atau bahkan menjadi patung selama beberapa menit atau kegiatan lain yang dapat merebut banyak perhatian banyak orang dan setelah melakukan aksinya kemudian bubar tanpa banyak orang yang menyadari apa yang mereka lakukan.
Pada awalnya flashmob bukan lah sebuah komunitas, melainkan hanya sebuah aksi sosial yang dilakukan orang orang untuk merespon stimulus tertentu, namun belakangan menjadi sebuah komunitas yang berdiri sendiri dan melakukan serangkaian aksinya dengan metode tertentu.
Sifatnya yang cukup menarik perhatian menjadi salah satu alasan mengapa flash mob kerap dijadikan sebagai media promosi. Tidak berlebihan bila banyak perusahaan yang menggelar tarian dengan konsep flash mob untuk menarik perhatian masyarakat terhadap produk atau program yang akan dikeluarkan perusahaan.
Di Indonesia, konsep flash mob mulai dikenal masyarakat sejak 2010. Pada tahun tersebut, sebuah perusahaan tari yang berpusat di Jakarta mengadakan flash mob di sebuah pusat perbelanjaan bersama dengan 100-an penari, yang diistilahkan sebagai mobbers. Tidak hanya anak muda, anak kecil hingga orang tua pun ikut dalam kegiatan tersebut.
Tidak lama berselang, salah satu produk minuman kesehatan mengadakan flash mob dengan sekitar 1.000 mobbers di kawasan Bundaran Hotel Indonesia. Banyaknya media yang hadir pada waktu itu membuat masyarakat semakin dekat dengan konsep tarian ini.
Tren tari flash mob juga marak di industri musik. Indah Dewi Pertiwi, salah satunya, mengundang sekitar 3.000 mobbers pada November tahun lalu untuk menari dalam pembuatan video klipnya.
Flash mob dance diakui telah membawa nuansa baru bagi seni hiburan saat ini. Apalagi tarian ini bisa dibawakan secara bebas, dari segi jumlah penari, usia, kostum, hingga lokasi. Tidak ada patokan jumlah. Jadi, 30 atau 50 orang pun sudah bisa disebut mob dance, asalkan menggunakan konsep dasar flash mob.
Daya tarik lain dari tarian flash mob adalah kostum. Berhubung konsep ini menggambarkan tarian dengan bentuk yang sealami mungkin, kostum mobbers pun bebas, menyesuaikan lokasi tari, entah itu di pusat perbelanjaan, lapangan olahraga, ataupun di tengah jalan.
Kebutuhan untuk menghadirkan sebanyak mungkin penari juga menjadi keuntungan bagi mereka yang gemar menari. Tanpa harus menjadi penari profesional, para mobbers bisa mengajukan diri untuk menjadi bagian dari pertunjukan ini.
salah satu flash mob terbesar yang pernah dilakukan adalah ketika Black Eyed Peas lagi manggung di Chicago tiba tiba seorang wanita menari sendirian seperti orang gila, kemudian di ikuti oleh beberapa orang di belakangnya da akhirnya semua orang menari dengan koreo yang sama hingga membuat Oprah Winfrey terkejut dengan aksi tersebut.

Komentar